Loading...
Friday Colloquium (FRICAS)Updates

Sains dan Perempuan Gen Z

The Aisyiyah Center Universitas Aisyiyah kembali menghadirkan discourse series bertajuk Friday Colloquium. Kegiatan ini dimaksudkan untuk membahas tema-tema khusus yang dikaji secara tematik. Dalam serial Friday Colloquium ini difokuskan pada tema pertumbuhan Generasi Z. Diharapkan bahwa dengan pembahasan tema ini bisa memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang pertumbuhan generasi baru, beserta pengaruhnya bagi Aisyiyah ke depan.


  • Tema: Perempuan dan Inovasi Sains-Teknologi di Kalangan Generasi Z
  • Narasumber: Faizah, Ph.C., Ketua Bidang Pustaka, Informasi, dan Teknologi, Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah
  • Pelaksanaan: 27 Januari 2023, di Ruang Seminar Gedung Siti Moendjijah, Univesitas Aisyiyah Yogyakarta

Narasumber mengeksplorasi banyak gagasan dan analisis tentang inovasi sains dan teknologi di kalangan Generasi Z. Beberapa pokok pikiran yang dieksplorasi oleh narasumber kami rangkumkan dalam narasi sebagai berikut:

Sinisme terhadap kaum perempuan nyatanya masih berlanjut di Abad 21 dan terjadi di berbagai sektor, temasuk di bidang STEM atau Sains, Teknologi, Engineering, dan Matematika. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa perempuan muda sangat tertarik dengan industri STEM. Demikian disampaikan oleh Faizah, salah seorang ketua bidang Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah dalam salah satu rangkaian diskusi Friday Colloquium on Aisyiyah Studies, 27 Januari 2023, di Gedung Siti Moendjijah.

Riset Mastercard mengenai STEM kepada 2.426 anak perempuan berusia 12-25 tahun di enam negara Asia Pasifik menunjukkan 66% pekerja pertama atau first jobber di bidang STEM memilih bertahan di pekerjaan mereka. Sebanyak 68% responden usia 12-14 tahun menganggap STEM adalah bidang yang menarik untuk digeluti sebagai profesional.

Terlebih lagi, pekerjaan yang berkaitan dengan STEM cenderung menjadi pilihan populer di kalangan demografi gen-Z itu. Tiga dari lima belas karir teratas di bidang ini antara lain dokter (22%), guru (20%), dan teknik (18%).

BACA JUGA:   Emak-Emak dalam Pemilu Presiden 2019

Meski banyak anak remaja perempuan yang tertarik untuk mengejar pendidikan dan karir di bidang STEM, passion di bidang ini harus dimulai sejak dini, setidaknya sejak usia 15 tahun. Pasalnya, 50% anak perempuan usia 15-19 tahun menyukai bidang pelajaran yang berkaitan dengan STEM selagi mereka muda. Sedangkan, jika setahun lebih tua, anak perempuan cenderung mengubah pilihan mereka.

Terlepas dari ketertarikan terhadap bidang STEM, persepsi terhadap karir di bidang STEM masih dianggap sulit. Hampir dua dari lima anak perempuan menganggap bahwa mata pelajaran sains membosankan dan tidak berhubungan dengan karir mereka di masa depan. Selain itu, persepsi mengenai gender mematahkan semangat anak perempuan memulai karir di bidang STEM.

Lebih lanjut, 44% persen percaya bahwa perempuan mendapatkan kesempatan yang lebih rendah untuk dipromosikan dibandingkan dengan para laki-laki di bidang pekerjaan STEM. Sementara 34% responden menganggap cenderung tidak mendapatkan gaji yang setara dengan rekan kerja laki-laki mereka.

Survei tersebut turut mengungkapkan, 50% anak remaja perempuan merasa kurang tertarik untuk mengejar karir di bidang STEM lantaran sentimen laki-laki yang dominan di bidang tersebut. Sentimen ini juga terlihat dari rekan-rekan mereka yang lebih tua, yang menganggap bahwa secara keseluruhan perempuan tidak terlalu tertarik pada bidang STEM dibandingkan dengan para laki-laki (42%).

“Setengah responden mengaku menerima pelajaran di bidang STEM ketika mereka masih kecil, tetapi persepsi mengenai bias gender dan tingkat kesulitan mata pelajaran telah mematahkan semangat mereka untuk mengejar karir di bidang STEM,” ujar Faizah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *