Loading...
Friday Colloquium (FRICAS)Updates

Perempuan Gen Z dan Geliat Ekonomi

The Aisyiyah Center Universitas Aisyiyah kembali menghadirkan discourse series bertajuk Friday Colloquium. Kegiatan ini dimaksudkan untuk membahas tema-tema khusus yang dikaji secara tematik. Dalam serial Friday Colloquium ini difokuskan pada tema pertumbuhan Generasi Z. Diharapkan bahwa dengan pembahasan tema ini bisa memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang pertumbuhan generasi baru, beserta pengaruhnya bagi Aisyiyah ke depan.


  • Tema: Perempuan Generasi Z dan Geliat Ekonomi
  • Narasumber: Akbar Susamto, Ph.D., Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada
  • Pelaksanaan: 10 Februari 2023, di Ruang Seminar Gedung Siti Moendjijah, Univesitas Aisyiyah Yogyakarta

Narasumber mengeksplorasi banyak gagasan dan analisis tentang tantangan dan peluang ekonomi bagi Generasi Z. Beberapa pokok pikiran yang dieksplorasi oleh narasumber kami rangkumkan dalam narasi sebagai berikut:

Perkembangan zaman telah memberikan perubahan yang signifikan bagi perekonomian banyak negara. Teknologi yang hadir di tengah masyarakat telah membantu mereka untuk meningkatkan taraf hidupnya. Keterlibatan perempuan dalam sektor ekonomi telah meningkat seiring berjalannya waktu. Menurut data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak (2022), perempuan generasi Z mendominasi dalam menggerakkan perekonomian nasional sebesar 61% selama pandemi. Demikian disampaikan oleh Akbar Susamto, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, pada rangkaian diskusi Friday Colloquium on Aisyiyah Studies, 10 Februari 2023, di Gedung Siti Moendjijah.

Perempuan yang terlibat dalam memulihkan perekonomian nasional telah didukung melalui sektor mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berkembang pesat selama pandemi. Kehadiran teknologi digital telah memudahkan perempuan untuk membangun UMKM yang berkontribusi terhadap perekonomian nasional. Selain itu, kehadiran UMKM ini juga didukung oleh sikap masyarakat yang cenderung memilih produk UMKM.

BACA JUGA:   Redefining Nasyiatul Aisyiyah

Peran perempuan gen Z dalam pertumbuhan ekonomi inklusif

Saat ini, sudah banyak perempuan generasi Z (gen Z) yang terlibat dalam pertumbuhan ekonomi inklusif. Beberapa cara yang dilakukan perempuan gen Z untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi inklusif, diantaranya:

Perempuan sebagai pelaku usaha

Perempuan generasi Z yang berperan dalam menggerakkan roda ekonomi dimulai sebagai pelaku usaha hingga pelaku industrilisasi. Kehadiran pandemi telah mendorong perempuan untuk memanfaatkan teknologi digital untuk membangun UMKM. Kemudahan akses digital dan banyaknya bisnis UMKM telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi inklusif di Indonesia.

Sebagian besar perempuan gen Z di Indonesia memanfaatkan platform digital seperti aplikasi transportasi online dan E-commerce untuk mengembangkan bisnisnya. Perempuan gen Z dinilai lebih terampil dalam menggunakan teknologi digital untuk membantu UMKM, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan produktivitas. Selain itu, perkembangan UMKM ini turut membantu dalam menciptakan lapangan kerja baru sehingga menciptakan peluang bagi perempuan gen Z untuk menjadi pemimpin dalam pertumbuhan ekonomi nasional.

Terlibat dalam program Sustainable Development Goals (SDGs)

Keterlibatan perempuan gen Z untuk mencapai tujuan dari SDGs sangat diperlukan untuk menentukan arah dan kebijakan negara di masa depan. Perempuan gen Z memegang peran penting untuk mencapai SDGs karena kecerdasannya dalam menggunakan teknologi digital untuk memperluas akses ke seluruh masyarakat.

Ada banyak cara yang dilakukan oleh perempuan gen Z untuk mengatasi masalah global seperti kemiskinan. Biasanya, mereka akan memfasilitasi dan mempromosikan program SGDs melalui pengembangan ekonomi hijau yang berkelanjutan.

Berperan dalam meningkatkan pendidikan dan inovasi di masyarakat

Perempuan gen Z memiliki karakter yang memiliki pengaruh besar sebagai agen perubahan dalam masyarakat. Inovasi yang dimiliki oleh perempuan gen Z dinilai lebih efisien untuk meningkatkan produktivitas masyarakat. Inovasi perempuan gen Z untuk meningkatkan pendidikan dimulai dengan mengajari keterampilan dan pengetahuan dasar kepada masyarakat di daerah pinggir untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Inovasi dalam sektor pendidikan yang dibawakan oleh perempuan gen Z diharapkan dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi inklusif yang merata.

BACA JUGA:   Rencana Operasional Program 2020-2021

Terlibat dalam inklusi keuangan

Keterlibatan perempuan gen Z dalam inklusi keuangan dapat berkontribusi dalam ekonomi secara luas. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melalui kerjasama antara Sekretarian Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) dengan Women’s World Banking menilai jika pemerintah harus terus mendorong perempuan untuk terlibat langsung dalam sektor keuangan yang dapat dimulai melalui pembukaan rekening tabungan. Menurutnya, keterlibatan perempuan dalam inklusi keuangan dapat meningkatkan kualitas perekonomian di kehidupan sehari-hari. Hal ini juga didorong oleh temuan di lapangan yang menunjukkan bahwa 66,28% aktivitas belanja online dikuasai oleh perempuan dan 55,75% berperan sebagai penjual.

Tantangan dalam sektor UMKM

Kehadiran perempuan generasi Z dalam sektor UMKM telah memegang kontrol yang kuat dalam perekonomian nasional. Kebanyakan sektor UMKM di Indonesia didukung oleh kreativitas perempuan Gen Z yang berperan sebagai investor, tenaga kerja, hingga pengusaha. Data yang dikeluarkan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menegah (UKM) pada tahun 2019 menunjukkan bahwa setidaknya 64,5 persen dari 65 juta pelaku UMKM di Indonesia berasal dari perempuan. Meski demikian, masih banyak tantangan yang harus dihadapi oleh perempuan Gen Z untuk mengembangkan usahanya.

Kurangnya modal

Kurangnya modal dalam mengembangkan usaha menjadi tantangan yang paling banyak dihadapi oleh perempuan. Perempuan yang usahanya tergolong kecil masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan investor yang dapat memberikan modal besar dalam mengembangkan bisnisnya. Kebanyakan dari mereka juga masih ragu untuk mengajukan pinjaman di bank sebagai tambahan modal karena bunga yang ditawarkan tergolong tinggi.

Sulit mendapatkan informasi

Meskipun teknologi sudah maju, perempuan Gen Z masih mengalami kesulitan untuk mengakses informasi seputar pengembangan bisnis. Samira Shahab selaku founder Stellar Women mengatakan bahwa kesulitan yang dihadapi perempuan dalam mengakses informasi masih menjadi tantangan terbesar yang menghambat tata kelola perusahaan, pemasaran produk, dan petumbuhan bisnis UMKM. Selain itu, permasalahan ini juga menyebabkan perempuan tidak dapat mengembangkan keterampilan seutuhnya.

BACA JUGA:   Global Conference on Women's Rights in Islam (GCWRI)

Ragu untuk memulai

Konsep yang berkembang di masyarakat telah memetakan bisnis sebagai ranah bagi kaum laki-laki saja. Hal ini menimbulkan keraguan besar bagi perempuan untuk memulai bisnisnya. Selain itu, budaya patriarki yang masih berkembang di masyarakat menyebabkan perempuan sulit dalam mengembangkan bisnisnya.

Upaya memberdayakan perempuan di sektor UMKM

Perempuan Gen Z memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin masa depan. Namun, dukungan dari pemerintah dan sektor swasta sangat penting untuk membantu mereka mencapai potensi tersebut. Beberapa upaya yang dilakukan pemerintah dan sektor swasta untuk memberdayakan perempuan di sektor UMKM, seperti:

Memberikan pinjaman lunak dan bantuan

Kurangnya dana dalam mengembangkan bisnis UMKM menjadi kendala terberat yang dihadapi perempuan. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah memberikan pinjaman lunak dan bantuan lebih dari 4 miliar dolar AS kepada 17,8 juta UMKM dan usaha perorangan di Indonesia. Selain itu, Bank Indonesia (BI) mendorong sektor perbankan untuk memberikan kredit yang lebih besar ke sektor UMKM dan membuat kebijakan seperti pengadaan sistem pembayaran ritel nasional (QRIS). Dana dan bantuan ini ditujukan untuk mendukung UMKM yang sebagian besar dimiliki oleh perempuan sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif.

Mendukung transformasi digital UMKM

Upaya lain yang dilakukan oleh pemerintah adalah mendukung transformasi digital UMKM yang dimulai sejak masa pandemi. Hal ini dilakukan karena 54% UMKM perempuan dari 8,4 juta UMKM yang ada di Indonesia berada dalam ekosistem digital. Upaya ini juga didukung oleh pembangunan infrastruktur digital, peningkatan literasi digital bagi pelaku UMKM, dan perluasan konektivitas digital secara inklusif.

Memberikan pelatihan keterampilan

Besarnya keterlibatan perempuan Gen Z dalam sektor UMKM mendorong pemerintah dan sektor swasta dalam memberikan pelatihan keterampilan yang diperlukan untuk mengembangkan usahanya. Pelatihan keterampilan diberikan untuk lebih siap dalam menghadapi resiko selama mengembangkan usaha yang dimiliki.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *