Kajian ini mengkaji pandangan Muhammadiyah tentang kepemimpinan perempuan yang berperan penting dalam menentukan apakah tuntutan kepemimpinan perempuan dalam gerakan, berdasarkan kasus Muktamar Muhammadiyah ke-45 pada Juli 2005, akan terpenuhi. Tulisan ini memaparkan ketidaksesuaian antara perspektif tersebut dengan praktik kontemporer, dan mengkaji dukungan pendekatan tekstual untuk memahami pesan-pesan ilahi pada perempuan, sentimen hegemonik laki-laki, dan penolakan aturan tindakan afirmatif untuk mengakomodasi perempuan di pengurus pusat Muhammadiyah. Temuan menunjukkan bahwa pandangan pengikut Muhammadiyah telah bergeser ke arah kepemimpinan perempuan, dan saat ini menjadi faktor penting dalam meningkatkan status perempuan.
Kepemimpinan Perempuan dalam Muhammadiyah
