Pesantren tradisional yang dikenal sebagai pesantren adalah pusat penting pembelajaran dan budaya Muslim di Indonesia, tetapi makna budaya mereka belum dieksplorasi. Buku ini adalah yang pertama menggali pemahaman gender dan Islam di pesantren dan tarekat sufi di Indonesia. Dengan mempertimbangkan budaya gender Muslim yang berbeda namun terkait di Jawa, Lombok dan Aceh, buku ini mengkaji fungsi pesantren yang lebih luas sebagai kekuatan untuk mendefinisikan ulang mode subjektivitas Muslim yang ada dan mengembangkan yang baru. Ini menunjukkan bagaimana, ketika perempuan Muslim naik ke posisi kekuasaan dan otoritas dalam domain patriarki ini, mereka menantang dan menegosiasikan patriarki Muslim “normatif” sambil membangun “keaslian” Muslim mereka sendiri.
Buku ini selanjutnya mempertanyakan perbandingan Islam Indonesia dengan Arab Timur Tengah, menantang adopsi wacana feminis Muslim Timur Tengah ekspatriat dan diaspora dan analisis feminis barat sekuler dalam konteks Indonesia. Berdasarkan penelitian lapangan yang ekstensif, buku ini mengeksplorasi konfigurasi kepemimpinan perempuan, kekuasaan, feminisme dan seksualitas untuk mengungkapkan diri Muslim yang berganda di pesantren dan tarekat sufi, tidak hanya sebagai pusat pembelajaran, tetapi juga sebagai ruang sosial di mana interaksi gender, politik, status, kekuasaan dan kesalehan membentuk jalan hidup.